Blog post

Kenali 8 Tipe Wawancara Kerja yang Kamu bisa Hadapi

07/04/2022Nadine K

Salah satu bagian yang paling seru dan menakutkan saat mencari kerja adalah menerima panggilan wawancara. Setelah berhasil menarik perhatian perusahaan, sekarang kamu perlu membuktikan diri kepada mereka. Latihan dengan pertanyaan wawancara, menggunakan pakaian profesional serta persiapan lainnya sudah membuatmu cukup percaya diri untuk menghadapi pewawancara. Tapi tunggu dulu, tahukah kamu bahwa sebenarnya ada 8 jenis wawancara yang mungkin bisa kamu hadapi? Jangan khawatir, melalui tulisan ini, kami dapat membantu kamu mengenali 8 tipe wawancara kerja yang mungkin akan kamu hadapi!

 

1. Wawancara Tradisional (One-on-One) 

Tipe wawancara ini adalah yang paling dikenal para pencari kerja dan paling umum digunakan para rekruter. Sebagian besar artikel-artikel yang membahas tips wawancara menceritakan soal jenis wawancara ini. Dalam wawancara ini, pewawancara (biasanya perekrut dari perusahaan) menetapkan waktu dan tempat untuk pelaksanaan wawancara. Kandidat yang diwawancarai diharapkan tiba tepat waktu dan dengan pakaian rapi di lokasi wawancara. Kandidat lalu dihadapkan pada beberapa pertanyaan oleh pewawancara dan pada gilirannya dapat mengajukan pertanyaan mereka sendiri di akhir proses. 

 

2. Wawancara Kelompok

Juga dikenal dengan nama Group Interview, metode wawancara ini beda dari wawancara tradisional dari sisi jumlah pesertanya. Di tipe wawancara ini, biasanya pewawancara menghadapi beberapa kandidat sekaligus. Metode ini memudahkan rekruter membanding masing-masing kandidat secara langsung. Kunci saat menghadapi wawancara kelompok adalah memastikan kamu menonjol dari kandidat lainnya. 

 

3. Wawancara Telepon

Seperti wawancara one-on-one, wawancara ini biasanya dilakukan antara 2 orang (pewawancara dan kandidat). Perbedaannya adalah pewawancara dan orang yang diwawancarai bisa berada di lokasi yang terpisah dan berkomunikasi melalui telepon. Ada positif dan negatif dari jenis wawancara ini. Untuk kandidat, ada pengurangan tekanan untuk terlihat rapi karena pewawancara tidak dapat melihat tampilan, tetapi kandidat juga tidak dapat mengukur reaksi pewawancara terhadap jawabannya. Faktor koneksi telepon yang stabil juga harus dipertimbangkan serta lingkungan sekitar yang harus tenang untuk memastikan tidak ada gangguan pendengaran. 

 

4. Wawancara Video

Jenis wawancara ini sangat mirip dengan wawancara telepon, perbedaan utamanya terletak di aspek visual yang difasilitasi oleh video. Dengan ini, kandidat diharapkan terlihat rapi (setidaknya dari sisi yang tampil di layar), dan bertindak lebih mirip dengan wawancara one-on-one. Selama wawancara video, praktik terbaik adalah menggunakan kamera komputer daripada smartphone kamu, dan memastikan latar belakang kamu rapi dan tidak mengganggu. Koneksi internet yang stabil juga diharapkan untuk memastikan wawancara dapat berlangsung dengan lancar.

 

5. Wawancara Bursa Kerja (Career-Fair)

Tipe wawancara ini adalah yang biasa dilakukan di acara-acara career-fair. Wawancara ini digunakan sebagai metode penyaringan calon kandidat sebelum mereka lanjut ke proses rekrutmen lebih dalam dengan wawancara-wawancara lebih detail. Pewawancara hanya memiliki waktu sangat singkat untuk menemui dan mewawancarai masing-masing kandidat dan pertanyaan yang diajukan cukup luas. 

 

6. Wawancara Studi Kasus

Di tipe wawancara ini, para kandidat akan dihadapkan dengan sebuah studi kasus dengan sejumlah masalah yang harus mereka pecahkan. Hal ini dilakukan untuk mengukur keterampilan problem-solving mereka serta kemampuan mereka untuk bekerja di bawah tekanan. Studi kasus biasanya diambil dari masalah aktual yang mungkin akan dihadapi kandidat jika terpilih untuk mengisi posisi yang dilamar. Oleh karena itu, cara kandidat meneliti studi kasus ini merupakan indikator yang baik tentang bagaimana kinerja mereka saat bekerja. 

 

7. Wawancara Asah Otak

Wawancara yang penuh dengan pertanyaan aneh dan di luar topik dianggap sebagai wawancara asah otak. Wawancara ini dilakukan secara one-on-one, perbedaan dari wawancara tradisional terdapat di jenis pertanyaan yang diajukan. Sebagian besar, pertanyaan-pertanyaan akan sama sekali tidak terkait dengan posisi yang dilamar, atau bahkan pekerjaan secara umum. Pertanyaan tersebut dapat memuat konsep abstrak, skenario yang dibuat-buat, dan eksperimen pemikiran yang dirancang untuk membingungkan kandidat dan membuat mereka berpikir lebih lama. Meskipun tidak sering digunakan, dikatakan bahwa metode ini dapat membantu mengukur keterampilan problem-solving dan kreativitas seorang kandidat.  

 

8. Stress Interview

Sebagian besar pertanyaan dalam jenis wawancara ini mungkin terasa sangat memojokkan. Kadang-kadang, pewawancara akan berperan sebagai antagonis yang cukup galak dan menghakimi. Tujuan wawancara adalah untuk membangun suasana yang tidak nyaman untuk mengukur kesabaran kandidat. Kunci saat menghadapi wawancara seperti ini adalah untuk tetap tenang, jangan berkecil hati, dan jawab dengan percaya diri. 

Dalam satu proses rekrutmen, kamu mungkin menghadapi lebih dari satu dari tipe wawancara ini, jadi sebaiknya kamu mempersiapkan diri sebelumnya. Masing-masing wawancara diatas memiliki pendekatan berbeda yang paling cocok untuk perusahaan dalam menyaring kandidat. Namun, sebagian besar aturan wawancara masih tetap berlaku: pastikan kamu terlihat rapi, pastikan suaramu dapat didengar dengan jelas, bersikap sopan dan santun, menjawab dengan jujur, dan percaya diri. Semoga sukses untuk setiap dan semua wawancara di masa mendatang, Klobbers!

Berikan Komentar

Your email address will not be published.