
Fresh Graduates, Apa Tantangannya?
Ditulis oleh: Anissa Bellafitria
Sebagaimana sesuai definisi dari Angkatan Kerja menurut Disnaker Kabupaten Buleleng Tahun 2019, semua pihak yang sudah memasuki usia kerja (15 hingga 65 tahun) – baik yang telah bekerja, belum bekerja, maupun yang saat ini sedang mencari pekerjaan – fresh graduate perguruan tinggi menjadi salah satu kelompok Angkatan Kerja. Setelah dinyatakan lulus oleh perguruan tinggi tempat menimba ilmu, lulusan-lulusan baru itu sibuk ke sana ke sini melamar pekerjaan. Satu, dua, hingga ratusan daftar riwayat hidup dikirimkan melalui e–mail maupun platform lainnya yang serupa. Namun, tak banyak juga dari mereka yang mendapati penolakan “maaf lamaran Anda belum cocok” atau bahkan tidak ada kabar sekalipun, tiba-tiba hilang dan terlupakan.
Tantangan fresh graduate
Penolakan-penolakan pada lamaran fresh graduate itu secara tidak langsung menyeret mereka ke dalam kategori pengangguran terbuka, sebab belum juga memperoleh pekerjaan. Menurut tingkat pengangguran terbuka (TPT) Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur Tahun 2021, menyebutkan pada tahun 2021 sendiri mencapai 5,74%, yang sebelumnya pada 2020 mencapai 5,84%. Angka tersebut beberapa di antaranya dipenuhi oleh para fresh graduate. Lalu, sebenarnya apa sih tantangan fresh graduate itu?
Sebenarnya, persaingan yang ketat bisa menjadi faktor utama. Apalagi, di Jawa Timur sendiri, tidak hanya empat atau lima perguruan tinggi saja yang mempunyai program studi sejenis, misalkan pendidikan dokter ataupun akuntansi. Di Surabaya saja, program studi pendidikan dokter sedang gencar-gencarnya didirikan sebagai sebuah syarat label universitas. Sebuah universitas belum lengkap apabila tidak mempunyai program studi tersebut.
Contoh lain adalah program studi akuntansi. Perguruan tinggi mana yang tidak membuka program studi tersebut? Bahkan institut teknologi pun membukanya, namun dengan istilah aktuaria. Tersedianya lapangan pekerjaan yang tidak selebar jumlah lulusan di wilayah Jawa Timur, menyebabkan persaingan terkesan semakin ketat. Belum lagi, persaingan itu tidak datang dari sesama fresh graduate saja, melainkan bisa dari kelompok yang memutuskan untuk berpindah tempat kerja dan melamar pada lowongan yang tersedia di tempat lain.
Persyaratan yang dibutuhkan recruiter terkesan tidak masuk akal. Sudah bagus fresh graduate friendly, tetapi harus bisa A, B, C, bahkan sampai Z. Seolah-olah recruiter tidak mau rugi, kalau bisa menerima 1 atau 2 orang saja dengan segala skill, mengapa tidak? Selain itu, persyaratan yang disampaikan, umumnya yang telah memiliki pengalaman minimal 1 atau 2 tahun. Begitu tidak ramah untuk para lulusan baru tersebut. Apalagi, persaingan yang semakin melebar, ditambah kelompok yang telah bekerja ikut-ikutan mendaftar. Sudah jelaslah mereka yang memiliki pengalaman, sesuai kualifikasi, bisa lolos dengan lebih mudah.
Alasan-alasan tersebut akan menjadi buruk lagi, apabila sang lulusan baru sangat jelas tidak mempunyai skill tambahan. Misalnya, hanya mampu mengoperasikan Microsoft Excel dasar, tidak mengantongi sertifikasi apapun, dan lain sebagainya. Beberapa perguruan tinggi tidak memfasilitasi pengembangan hardskill mahasiswanya sewaktu kuliah. Tuntutan tugas maupun organisasi, membuat mahasiswa itu sempoyongan mencari-cari secara mandiri di hari kelulusannya.
Solusi dari tantangan itu
Memperbaiki daftar riwayat hidup yang disesuaikan dengan fakta dan kualifikasi lowongan pekerjaan, menjadi salah satu hal yang dapat dilakukan oleh fresh graduate. Sebelumnya bisa menyaksikan tips and trick menulis daftar riwayat hidup. Pada umumnya, deskripsi diri dan keahlian yang dimiliki dapat disesuaikan dengan job description dan persyaratan lowongan. Memang betul, setiap perusahaan yang dilamar bisa menggunakan daftar riwayat hidup berbeda. Itu bukan sebuah masalah, yang terpenting sesuai dengan kemampuan di lapangan.
Kemudian, sembari mengisi waktu luang menunggu panggilan-panggilan wawancara maupun tahap selanjutnya, sebagai fresh graduate bisa mengikuti sertifikasi atau development class yang ditawarkan. Beberapa sertifikasi ada yang tersedia secara online dan akses gratis, misalnya digital marketing yang diselenggarakan oleh Google Digital Garage, ataupun sertifikasi lain sesuai dengan bidang masing-masing. Kemudian yang terpenting, untuk fresh graduate yang belum memiliki pengalaman apapun, cobalah untuk melamar pekerjaan di perusahaan-perusahaan dengan persaingan rendah. “Untuk apa? Saya lulusan dari universitas terkemuka. Masa iya saya kerja di perusahaan ecek-ecek.” Untuk memperoleh pengalaman kerja dasar supaya mampu membawa Anda ke pekerjaan dan perusahaan impian.
Betapapun sulitnya memperoleh pekerjaan, tetaplah ikhtiar dan bersabar. Sebab waktu dan tempat terbaik tidak akan kabur dari kita. Jalinlah komunikasi sebaik-baiknya dengan orang-orang yang berpotensi membawamu pada pekerjaan tersebut. Berdoa dan mengharap ridhoNya dan ridho orang tua menjadi hal yang tak kalah penting. Jangan lupa, membaca artikel terkait persiapan kerja di Blog by Klob untuk menambah pengetahuanmu! Semangat untuk para job seeker!
Sumber:
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. (2021). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Jawa Timur (Persen), 2019-2021. https://jatim.bps.go.id/indicator/6/54/1/tingkat pengangguran-terbuka-tpt-provinsi-jawa-timur.html
Disnaker Kabupaten Buleleng. (2019). Pengertian Angkatan dan Tenaga Kerja. https://disnaker.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-angkatan-dan-tenaga kerja-34