Blog post

Fresh Graduates, Apa Tantangannya?

01/04/2022Kontributor Blog by Klob

Ditulis oleh: Anissa Bellafitria

Sebagaimana sesuai definisi dari Angkatan Kerja menurut Disnaker Kabupaten Buleleng Tahun  2019, semua pihak yang sudah memasuki usia kerja (15 hingga 65 tahun) – baik yang telah  bekerja, belum bekerja, maupun yang saat ini sedang mencari pekerjaan – fresh graduate  perguruan tinggi menjadi salah satu kelompok Angkatan Kerja. Setelah dinyatakan lulus oleh  perguruan tinggi tempat menimba ilmu, lulusan-lulusan baru itu sibuk ke sana ke sini melamar  pekerjaan. Satu, dua, hingga ratusan daftar riwayat hidup dikirimkan melalui email maupun  platform lainnya yang serupa. Namun, tak banyak juga dari mereka yang mendapati penolakan  “maaf lamaran Anda belum cocok” atau bahkan tidak ada kabar sekalipun, tiba-tiba hilang dan  terlupakan. 

Tantangan fresh graduate 

Penolakan-penolakan pada lamaran fresh graduate itu secara tidak langsung menyeret mereka ke  dalam kategori pengangguran terbuka, sebab belum juga memperoleh pekerjaan. Menurut tingkat  pengangguran terbuka (TPT) Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur Tahun 2021,  menyebutkan pada tahun 2021 sendiri mencapai 5,74%, yang sebelumnya pada 2020 mencapai  5,84%. Angka tersebut beberapa di antaranya dipenuhi oleh para fresh graduate. Lalu, sebenarnya  apa sih tantangan fresh graduate itu?  

Sebenarnya, persaingan yang ketat bisa menjadi faktor utama. Apalagi, di Jawa Timur sendiri, tidak  hanya empat atau lima perguruan tinggi saja yang mempunyai program studi sejenis, misalkan  pendidikan dokter ataupun akuntansi. Di Surabaya saja, program studi pendidikan dokter sedang  gencar-gencarnya didirikan sebagai sebuah syarat label universitas. Sebuah universitas belum  lengkap apabila tidak mempunyai program studi tersebut.

Contoh lain adalah program studi  akuntansi. Perguruan tinggi mana yang tidak membuka program studi tersebut? Bahkan institut  teknologi pun membukanya, namun dengan istilah aktuaria. Tersedianya lapangan pekerjaan yang  tidak selebar jumlah lulusan di wilayah Jawa Timur, menyebabkan persaingan terkesan semakin  ketat. Belum lagi, persaingan itu tidak datang dari sesama fresh graduate saja, melainkan bisa dari  kelompok yang memutuskan untuk berpindah tempat kerja dan melamar pada lowongan yang  tersedia di tempat lain. 

Persyaratan yang dibutuhkan recruiter terkesan tidak masuk akal. Sudah bagus fresh graduate friendly, tetapi harus bisa A, B, C, bahkan sampai Z. Seolah-olah recruiter tidak mau rugi, kalau  bisa menerima 1 atau 2 orang saja dengan segala skill, mengapa tidak? Selain itu, persyaratan yang  disampaikan, umumnya yang telah memiliki pengalaman minimal 1 atau 2 tahun. Begitu tidak  ramah untuk para lulusan baru tersebut. Apalagi, persaingan yang semakin melebar, ditambah  kelompok yang telah bekerja ikut-ikutan mendaftar. Sudah jelaslah mereka yang memiliki  pengalaman, sesuai kualifikasi, bisa lolos dengan lebih mudah. 

Alasan-alasan tersebut akan menjadi buruk lagi, apabila sang lulusan baru sangat jelas tidak  mempunyai skill tambahan. Misalnya, hanya mampu mengoperasikan Microsoft Excel dasar, tidak mengantongi sertifikasi apapun, dan lain sebagainya. Beberapa perguruan tinggi tidak  memfasilitasi pengembangan hardskill mahasiswanya sewaktu kuliah. Tuntutan tugas maupun  organisasi, membuat mahasiswa itu sempoyongan mencari-cari secara mandiri di hari  kelulusannya. 

Solusi dari tantangan itu 

Memperbaiki daftar riwayat hidup yang disesuaikan dengan fakta dan kualifikasi lowongan  pekerjaan, menjadi salah satu hal yang dapat dilakukan oleh fresh graduate. Sebelumnya bisa  menyaksikan tips and trick menulis daftar riwayat hidup. Pada umumnya, deskripsi diri dan  keahlian yang dimiliki dapat disesuaikan dengan job description dan persyaratan lowongan.  Memang betul, setiap perusahaan yang dilamar bisa menggunakan daftar riwayat hidup berbeda.  Itu bukan sebuah masalah, yang terpenting sesuai dengan kemampuan di lapangan.

Kemudian,  sembari mengisi waktu luang menunggu panggilan-panggilan wawancara maupun tahap  selanjutnya, sebagai fresh graduate bisa mengikuti sertifikasi atau development class yang  ditawarkan. Beberapa sertifikasi ada yang tersedia secara online dan akses gratis, misalnya digital  marketing yang diselenggarakan oleh Google Digital Garage, ataupun sertifikasi lain sesuai  dengan bidang masing-masing. Kemudian yang terpenting, untuk fresh graduate yang belum  memiliki pengalaman apapun, cobalah untuk melamar pekerjaan di perusahaan-perusahaan  dengan persaingan rendah. “Untuk apa? Saya lulusan dari universitas terkemuka. Masa iya saya  kerja di perusahaan ecek-ecek.” Untuk memperoleh pengalaman kerja dasar supaya mampu  membawa Anda ke pekerjaan dan perusahaan impian. 

Betapapun sulitnya memperoleh pekerjaan, tetaplah ikhtiar dan bersabar. Sebab waktu dan tempat  terbaik tidak akan kabur dari kita. Jalinlah komunikasi sebaik-baiknya dengan orang-orang yang  berpotensi membawamu pada pekerjaan tersebut. Berdoa dan mengharap ridhoNya dan ridho  orang tua menjadi hal yang tak kalah penting. Jangan lupa, membaca artikel terkait persiapan kerja di Blog by Klob untuk menambah pengetahuanmu! Semangat untuk para job seeker

Sumber:

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. (2021). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)  Provinsi Jawa Timur (Persen), 2019-2021. https://jatim.bps.go.id/indicator/6/54/1/tingkat pengangguran-terbuka-tpt-provinsi-jawa-timur.html 

Disnaker Kabupaten Buleleng. (2019). Pengertian Angkatan dan Tenaga Kerjahttps://disnaker.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-angkatan-dan-tenaga kerja-34

Berikan Komentar

Your email address will not be published.