Blog post

Tips Komunikasi yang Berdampak di Tempat Kerja

24/03/2022Gregorius Yudhistira

Hi Klobbers!

Di dunia kerja, pastinya kamu akan berinteraksi dengan orang lain sehari-harinya. Selain harus memahami beragamnya gaya interaksi orang lain, kamu juga harus membuat komunikasi yang berdampak. Tujuan dari komunikasi yang berdampak adalah agar kamu bisa mengatakan apa yang ada di pikiranmu, dan memastikan bahwa pesan tersebut bisa sampai ke orang lain dengan efektif (tentunya juga meninggalkan impresi yang baik). Lalu bagaimana cara melakukannya? Kamu bisa memberikan dampak dengan komunikasi asertif!

Apa itu komunikasi asertif? Dikutip dari Healthline, komunikasi asertif adalah bentuk komunikasi yang melibatkan pernyataan yang jelas dan jujur tentang keyakinan, kebutuhan, dan emosimu. Bisa dibilang komunikasi asertif sendiri merupakan titik tengah yang sehat antara komunikasi pasif dan komunikasi agresif.

Komunikasi asertif pun memiliki keuntungan yang bisa kamu dapatkan. Dengan melatih komunikasi asertif, kamu bisa meningkatkan kepercayaan dirimu. Kamu juga dapat menciptakan win-win solution dari hasil pembahasanmu dengan komunikasi asertif. Adanya komunikasi secara asertif juga dapat meningkatkan kemampuan pengambilan keputusanmu. Pastinya, kamu juga dapat membangun hubungan yang jujur, dan mendapatkan rasa hormat dari orang lain. Lalu bagaimana cara menjalankan komunikasi asertif? Berikut adalah lima langkah yang bisa kamu lakukan:

1. Kenali dan Katakan Apa yang Kamu Pikirkan dan Rasakan

Yang pertama dapat kamu lakukan adalah mengenali terlebih dahulu apa yang sedang kamu pikirkan dan rasakan saat berkomunikasi. Saat sedang berinteraksi dengan seseorang, terutama dalam berargumen atau mengemukakan pendapat, tentunya ada beberapa hal yang kita rasakan atau pikirkan. Ada baiknya kamu coba sampaikan hal-hal tersebut. Mengapa? Dengan kamu menyampaikan apa yang kamu rasakan atau pikirkan, lawan bicaramu akan lebih memahami dasar atau alasan dari poin atau argumen yang kamu sampaikan. Tidak semua orang akan langsung setuju atau suka dengan apa yang kamu sampaikan. Tetapi, terkadang itu lebih baik daripada kamu tidak memberikan alasan atau dasar sama sekali.

2. Ketahui dan Sampaikan Apa yang Kamu Butuhkan

Pastikan kamu ketahui terlebih dahulu apa kebutuhanmu. Sebelum menyampaikan kebutuhanmu, tidak ada salahnya juga untuk mencari tahu lebih lanjut ‘kebutuhan dalam kebutuhan’mu. Misalnya, kamu ingin menyampaikan ke atasan kalau kamu mau mengambil cuti. Tapi ternyata setelah kamu cari tahu lebih lanjut, kamu ingin mengambil cuti karena kamu merasa Lelah dengan pekerjaanmu saat ini yang tidak sesuai dengan job description-mu. Mungkin dibandingkan langsung meminta cuti, tidak ada salahnya kamu coba mengkomunikasikan kebutuhanmu yang lebih dalam mengenai pekerkaanmu, sebelum membicarakan tentang cuti. Dengan demikian, kamu benar-benar bisa menyampaikan apa yang kamu butuhkan.

3. Latih Kemampuan Komunikasimu

Cobalah latih kemampuan komunikasi asertifmu terlebih dahulu. Kamu bisa memulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Coba untuk berbicara pada cermin atau berbicara dengan diri sendiri. Setelah itu, kamu bisa mencoba ke orang terdekatmu atau orang yang kamu interaksikan sehari-hari, namun mungkin memiliki resiko yang lebih rendah. Contohnya, saat kamu sedang di rumah makan, apabila pesananmu salah, cobalah untuk menyampaikan kesalahan tersebut, dan apa yang kamu butuhkan selanjutnya. Lakukan itu dengan cara yang sopan dan jelas. Selain itu ucapkan terima kasih juga. Dengan melakukan hal tersebut, secara langsung kamu sudah mempraktikan komunikasi asertif.

4. Perhatikan Sikapmu Saat Berkomunikasi

Saat berkomunikasi, selain memperhatikan komunikasi verbal, jangan lupa memperhatikan komunikasi non-verbal juga. Mulai dari gestur, sikap, hingga posisimu saat berbicara. Contohnya saat kamu berbicara dengan lawan bicara yang sedang duduk, lebih baik kamu duduk juga. Karena apabila kamu berbicara dengan posisi tubuh yang lebih tinggi, kamu akan terlihat agresif atau intimidatif. Sedangkan saat lawan bicaramu berdiri, akan lebih baik kamu berdiri juga atau menawarkan mereka untuk duduk terlebih dahulu, agar memiliki posisi yang sama. Selain itu, jangan lupa untuk memperhatikan volume dan intonasi suaramu juga saat berbicara.

5. Jangan Menunggu!

Dalam tahap ini, misalnya kamu sedang berada dalam komunikasi dimana lawan bicaramu mungkin butuh diinterupsi. Contoh dalam konteks profesional misalnya saat temanmu membuat kesalahan saat presentasi, atau dalam konteks pribadi, temanmu membicarakan hal yang membuatmu tidak nyaman. Akan lebih baik kalau kamu tidak menunggu sampai ia selesai. Pada contoh yang pertama, apabila kamu menunggu dan tidak mengkoreksi temanmu, dia tidak akan menyadari kesalahannya. Pada contoh kedua, karena dia tidak tahu kalau kamu tidak nyaman, dia bisa saja terus melanjutkan pembicaraan tersebut. Intinya, ada saatnya kamu lebih baik untuk tidak menunggu dalam menyampaikan sesuatu. Tetapi tetap diingat, sampaikan dengan asertif ya, Klobbers!

Itulah langkah-langkah komunikasi asertif yang dapat kamu lakukan. Dengan langkah tersebut, harapannya Klobbers bisa membawa membawa dampak dalam interaksinya di tempat kerja. Kamu juga bisa belajar mengenai interaksi yang berdampak secara lebih lanjut melalui video Ensiklobedia dengan judul “Keterampilan Dasar Dalam Berkomunikasi” dan “Satu Pesan, Berbagai Cara: Gaya Interaksi di Dunia Kerja”. Good luck, Klobbers!

Berikan Komentar

Your email address will not be published.