Blog post

Menjadi Seorang Sociopreneur

17/06/2019Karel Adiwardoyo

Hi Klobbers!

Apakah kamu suka kegiatan sosial? Atau apakah kamu tertarik dengan pemberdayaan masyarakat? Kalau iya kamu akan cocok menjadi seorang sociopreneur. Pastinya kamu akan banyak belajar dari Angkie Yudistia, founder dari ThisAble enterprise, pusat pemberdayaan disabilitas.

Menurut Mbak Angkie, sociopreneur adalah pemberdayaan yang dimana keuntungannya tidak hanya untuk perusahaan tapi juga berdampak untuk masyarakat. Seorang sociopreneur mendedikasikan dirinya untuk kesejahteraan orang lain. Ini terbukti dengan bentuk usaha yang didasari nilai sosial seperti pemberdayaan masyarakat. Jadi kalau kamu sangat suka menolong orang lain, menjadi sociopreneur adalah salah satu cara kamu menyalurkan semangat kamu untuk tindakan sosial.

Di Indonesia yang jumlah penduduknya adalah 264 juta jiwa, pastinya bukan hal yang mudah untuk menegakkan keadilan sosial. Ini bisa menjadi kesempatan untuk kamu yang memiliki hati yang ingin memberi dampak baik kepada masyarakat.

Dunia sociopreneur itu sangat luas. Salah satu sociopreneur terkemuka di Indonesia adalah Ibu Tri Mumpuni, pembangun pemberdaya listrik dengan tenaga mikro hidro di desa-desa terpencil di Indonesia. Dedikasi beliau untuk memperdayakan listrik di lebih dari 60 desa kecil mendapatkan perhatian dari dunia internasional sehingga beliau mendapatkan penghargaan ASEAN Social Impact Awards.

Usaha konvensional juga bisa bergerak dalam bidang sosial seperti perusahaan sepatu TOM shoes yang dimana satu sepatu yang terjual akan memberikan satu sepatu untuk anak tidak mampu. Atau perusahaan Grameen Bank, perusahaan Bank yang meminjamkan uang kepada orang tidak mampu tanpa memerlukan agunan. Ini membuktikan bahwa kamu bisa sekreatif mungkin berkarya sebagai sociopreneur. Hanya saja kamu harus ingat bahwa salah satu orientasi utama seorang sociopreneur adalah untuk memberikan dampak yang baik pada masyarakat.

Selain itu, seorang sociopreneur juga bisa membagikan pesan empowerment dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menulis buku. Mbak Angkie yang juga adalah seorang tuna rungu berkarya dengan menulis buku berjudul Perempuan Tuna Rungu Menembus Batas. Buku ini memberikan pesan pemberdayaan untuk orang-orang disabilitas.

Walaupun begitu, menjadi sociopreneur juga memiliki banyak tantangan. Beberapa contoh dari tantangan tersebut adalah:

1. Persepsi Masyarakat

Sociopreneur bergerak dalam kegiatan sosial. Untuk orang yang ingin membangun sebuah usaha, keuntungan adalah salah satu faktor yang berpengaruh besar dalam membuat keputusan. Untuk usaha yang bekerja di bidang sosial, pemberdayaan masyarakat adalah hal yang lebih utama dibandingkan keuntungan.

2. Network

Perusahaan yang bergerak dalam kegiatan sosial harus mempunya jaringan berkelanjutan atau sustainable network yang kuat. Kalau jaringan tidak kuat, maka perusahaan tidak dapat bergerak karena pekerjaan sosial bergantung pada bantuan luar untuk bekerja sama.

3. Dana

Sebagai organisasi sosial, dana biasanya di topang oleh sponsor. Mencari sponsor bukanlah hal yang mudah. Kamu harus bertanggung jawab atas dana kamu karena ada resiko ketergantungan dengan sponsor.

Walaupun begitu, tantangan-tantangan ini bisa menjadi motivasi untuk mengembangkan diri kamu dan perusahaan kamu. Ini adalah kesempatan yang baik bagi kamu untuk berkontribusi untuk masyarakat di negeri Indonesia. Apalagi sekarang Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) mendukung pengembangan dunia sociopreneur. Gimana Klobbers! Apakah kamu tergerak untuk menjadi seorang sociopreneur? Untuk informasi lebih lanjut ayo kunjungi Klob.id

Berikan Komentar

Your email address will not be published.